Breaking News

Tim Bhayangkari Polwan Rinjani minta Pemda Lotim Bijaksana Terhadap Warganya


Selong, DTulis.com - Sempat jadi sorotan publik, ahirnya anak anjing yang di selamatkan oleh seorang pedagang di PTC Pancor di evakuasi oleh Team BP (Bhayangkari Polwan) Rinjani yang di pimpin langsung oleh Ny. Deasy Herman, istri dari Irbid Itwasda Polda NTB. 

Team BP Rinjani ini selain melakukan kegiatan sosial untuk masyarakat juga melakukan baksos yang berhubungan dengan anjing dan kucing jalanan seperti  steril dan vaksinasi gratis. 

Ia pun menyampaikan  keprihatinannya atas musibah yang menimpa seorang pedagang di Lombok Timur yang di paksa tutup usaha lantaran memelihara anjing, padahal anak anjing itu di selamatkan ketika akan di bunuh oleh orang orang tidak bertanggung jawab di seputaran pasar pancor. 

"Kami sangat prihatin atas musibah yang menimpa saudara Amrin, usahanya di paksa tutup dengan alasan yang tidak jelas, salah satunya karena pelihara anak anjing.  Harusnya Pemda Lombok Timur bijaksana terhadap warganya, terlebih yang bersangkutan harus menghidupi tiga orang anak yang masih sekolah dan dia salah satu orang yang peduli terhadap aset daerah serta peduli terhadap binatang. Harusnya di apresiasi, ini malah di usir dengan mengerahkan puluhan Sat Pol PP", ucapnya. 

Ia pun kembali menegaskan  bahwa dirinya paling anti yang namanya pembasmian anjing dan kucing jalanan. 

"Saya paling anti yg namanya pembasmian anjing dan kucing jalanan", tegasnya. 

Seperti di ketahui, seorang enterpreneur muda kelahiran Lombok Timur yang memplopori usaha kuliner di PTC Pancor di usir oleh Bapenda dan puluhan anggota Satu Pol PP dengan berbagai tuduhan. Dari tuduhan merusak dan merubah fisik pertokoan milik pemda, miras,  tunggakan hingga hewan peliharaan. 

Padahal dialah salah satu yang memiliki komitmen menghidupkan dan merawat aset pemerintah daerah Lombok Timur yang dari awal di buka sampai sekarang selalu luput dari perhatian pemerintah setempat. 

Saat di konfirmasi, Owner Kedai Mogen, Amrin, menjelaskan kepada awak media bahwa dirinya tidak pernah merusak aset apalagi fasilitas milik Pemda setempat. 

"Dari awal kami masuk ke pertokoan ini, kondisinya sangat memprihatinkan, tembok pembatas antar toko dalam kondisi sudah di rusak sama penyewa sebelumnya. Begitu juga dengan kamar mandi sudah di ratakan. Saya dengan uang pribadi memperbaiki tembok yang sudah di rusak dan membuat kamar mandi sendiri serta membuka tangga yang di tutup oleh penyewa sebelumnya dengan uang pribadi. Kemudian untuk dag balkon memang kami membuat akses ke atas dan itu di buat bukan untuk kepentingan pribadi kami semata tapi kepentingan pengguna yang lain", ucapnya. 

Ia pun menambahkan, setiap musim penghujan datang sebagain besar toko di PTC mengalami kebocoran. Hal itulah yang mendorong owner Kedai Mogen untuk membuka akses ke dag balkon untuk melakukan perbaikan. 

"Setiap musim penghujan datang, sebagian besar pertokoan ini mengalami kebocoran. Itu sebabnya kita bikin akses ke atas. Dan yang saya perbaiki bukan hanya dag balkon  milik kami, tapi satu blok pertokoan itu kami perbaiki dengan biaya sendiri. Bahkan sampai tamanpun kami buat sendiri. Kami minta di Bapenda katanya tidak ada anggaran untuk pemeliharaan PTC Pancor. Tapi sangat di sayangkan, malah kami di tuduh merusak dan merubah bentuk fisik pertokoan", jelasnya. 

0 Komentar


Type and hit Enter to search

Close