Mataram, DTulis.com - PMII adalah organisasi kader, bukan biro jasa diskusi. Tapi belakangan, PKC PMII Bali-Nusra seperti kehilangan Arah, gerakan tidak jelas, pelantikan pun entah kemana. Hal ini diungkapkan langsung oleh Muhammad Hawari Ketua Rayon Hukum Unram.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan, konkorcab sudah rampung sejak Februari lalu tanpa drama, tanpa kegaduhan, bahkan nyaris sunyi senyap. Tapi justru itu yang bikin bingung. Selesai tanpa konflik, tapi pelantikan tak kunjung nongol.
"Apakah PKC masih sibuk bagi-bagi jatah kursi? Atau sedang menyusun kabinet ala perdana menteri, menimbang mana kursi yang basah dan mana yang tidak? Entahlah. Dugaan-dugaan itu wajar muncul karena hingga detik ini, belum ada rupa-rupa riak yang menandakan pelantikan akan terjadi,"ujarnya.
Lebih lagi, Hawari menambahkan Aturan organisasi yang jelas tertuang dalam hasil Muspimnas, bahwa SK kepengurusan wajib diajukan selambat-lambatnya dua bulan setelah konkorcab, sepertinya cuma jadi dokumen pelengkap, bukan panduan etik.
"Ketua PKC yang terpilih, yang waktu itu dielu-elukan sebagai kader pilihan langit, hari ini justru lebih mirip bayangan. Ada tapi tak terasa. Hadir tapi tak menyentuh," terangnya.
"Selain menggelar dialog dengan beberapa stakeholder strategis, tidak ada satu pun agenda yang betul-betul menyentuh akar rumput. Tidak ada konsolidasi. Tidak ada evaluasi kaderisasi. Tidak ada ajakan untuk duduk bersama dan membicarakan “PMII mau dibawa ke mana?,"tambahnya, Rabu (25/6/2025).
Adapun, M. Hawari menjelaskan bahwa PMII itu bukan tukang ngumpulin undangan. Tapi yang terjadi hari ini, acara-acara PKC lebih banyak berfungsi sebagai showcase diplomatik, mengundang tokoh-tokoh strategis dari pemerintahan.
"Keren? Iya. Tapi kalau itu saja yang dibanggakan, maka PMII tinggal selangkah lagi jadi klub diskusi elite, yang tidak tahu rasanya menyusun kader dari nol di komisariat," tuturnya.
"Kaderisasi? Kacau. Gerakan intelektual? Mandek. Evaluasi cabang? Absen total.," imbuhnya.
Muhammad Hawari menegaskan, untuk apa menggelar acara besar-besaran, jika internal sendiri belum tertata? Apa gunanya mengundang orang-orang penting, jika para kader sendiri tidak merasa penting?.
"Jangan sampai kader di bawah hanya diminta hadir untuk meramaikan, hanya jadi figuran demi menambah jumlah dokumentasi, sementara arah gerakan tak pernah diajak dirumuskan bersama," ungkap hawari
"Karena itu, kalau saya menduga bahwa sejumlah acara PKC PMII Bali-Nusra adalah acara titipan, dugaan itu tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Sebab pola dan narasinya terlalu elitis, terlalu eksklusif, dan terlalu jauh dari denyut kaderisasi yang sesungguhnya. Bahkan, tak salah juga kalau saya bilang Acara itu bagus, tapi bukan prioritas. Bagus, tapi tidak mendesak,"tegasnya.
Adapun itu, Hawari menuturkan bahwa saat ini yang mendesak adalah pelantikan, perbaikan pola kaderisasi dan menyalakan kembali api gerakan.
"Jangan tunggu sampai kader di bawah berbalik arah dan berkata "Terima kasih atas undangannya, tapi saya tidak ingin datang meramaikan acara yang saya duga hanya sekadar titipan," tungkasnya.
Muhammad Hawari juga mengungkapkan bahwa PMII bukan tempat menitip kepentingan, panggung dokumentasi, PMII adalah rumah besar perjuangan intelektual dan rumah itu, saat ini, masih menunggu untuk dipimpin, bukan untuk dipajang.
0 تعليقات