Mataram, DTulis.com - Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat budaya mutu melalui penyelenggaraan Workshop Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Audit Mutu Internal (AMI) pada Rabu (3/12/25). Kegiatan yang digelar oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) UNIZAR ini menghadirkan narasumber nasional di bidang penjaminan mutu, Prof. Dr. drh. Nyoman Sadra Dharmawan, MS, Guru Besar Universitas Udayana sekaligus anggota Tim Kerja SPMI Belmawa Kemendiktisaintek.
Workshop ini menjadi momentum penting bagi seluruh unit di UNIZAR untuk memahami arah baru penjaminan mutu nasional, terutama setelah terbitnya Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, yang menggantikan Permendikbudristek 53/2023.
Sebagai kampus unggulan di bawah naungan Yayasan Pesantren Luhur Al-Azhar, yang telah berkiprah dalam pendidikan tinggi Islam di Lombok, UNIZAR menegaskan pentingnya penguatan budaya mutu yang relevan, adaptif, dan berkelanjutan.
Dalam paparannya, Prof. Nyoman menekankan bahwa SPMI bukan sekadar kumpulan dokumen atau kewajiban administratif. Ia menggambarkan sistem mutu sebagai “organisme hidup” yang harus terus berkembang mengikuti dinamika ilmu, teknologi, dan kebutuhan masyarakat.
“Tanpa pengembangan, SPMI hanya menjadi formalitas. Dengan pengembangan berkelanjutan, sistem mutu hidup, relevan, dan memberi makna bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat,” jelasnya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa perubahan regulasi nasional, kebutuhan dunia kerja, hingga tantangan globalisasi menuntut perguruan tinggi untuk memperkuat tata kelola berdasarkan prinsip akuntabilitas, transparansi, efektivitas, efisiensi, dan continuous improvement.
Melalui workshop ini, peserta mendapatkan pemahaman mendalam terkait isi dan perubahan signifikan dalam Permendiktisaintek 39/2025, termasuk: Penyelarasan SPMI dengan standar internasional seperti ASEAN Quality Assurance Framework (AQAF) dan ESG 2015, Penegasan siklus PPEPP sebagai pendekatan wajib dalam peningkatan kualitas, Perubahan ketentuan standar pendidikan tinggi dan penguatan peran perguruan tinggi dalam menetapkan standar internal yang melampaui Standar Nasional Dikti (SN-Dikti) dan Penyederhanaan ketentuan SPMI agar lebih operasional dan berdampak.
Prof. Nyoman juga menyoroti pentingnya evaluasi berlapis, mulai dari monitoring, evaluasi diri, asesmen mutu, hingga audit mutu internal (AMI) sebagai instrumen utama untuk memastikan standar perguruan tinggi dipenuhi dan ditingkatkan.
Melalui workshop tersebut, BPM UNIZAR menegaskan komitmennya untuk memperkuat budaya mutu di seluruh fakultas dan program studi.
Workshop ini juga menjadi ruang kolaborasi bagi pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan untuk menyelaraskan persepsi dan langkah strategis dalam implementasi mutu yang berdaya guna.
Pada sesi akhir, Prof. Nyoman menegaskan kembali bahwa budaya mutu harus menjadi karakter dasar setiap aktivitas di perguruan tinggi.
“SPMI bukan tujuan akhir, melainkan napas yang memastikan setiap proses di kampus berjalan dengan kualitas, relevansi, dan keberlanjutan,” pungkasnya.
Dengan terselenggaranya workshop ini, UNIZAR terus memantapkan diri sebagai perguruan tinggi yang adaptif, progresif, dan siap menghadapi tantangan mutu pendidikan tinggi di tingkat nasional maupun internasional.

0Komentar