TSOiGUY8Tfd6BSWoBUriGUWpGA==
Breaking
News

Job fair akan terus dikembangkan untuk kurangi pengangguran & cegah TPPO

Ukuran huruf
Print 0


Mataram, DTulis.com - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat kembali menggelar Job Fair setelah 2 minggu lalu sukses melaksanakan Job Fair bersama SMKN 1 Sakra di Kabupaten Lombok Timur. Job fair kali ini dilaksanakan di Gedung Islamic Center Mataram, pada Rabu (21/08/2024).

Job Fair ini diikuti oleh 53 perusahaan, baik dari dalam negeri maupun perusahaan penempatan tenaga kerja ke luar negeri. Total terdapat 2.127 lowongan pekerjaan yang tersedia, mencakup berbagai sektor seperti perhotelan, ritel, industri manufaktur, hingga peluang kerja di luar negeri. 

Acara ini mendapat sambutan hangat dari para pencari kerja yang memadati area Job Fair sejak pagi. Mereka tampak antusias mengunjungi setiap booth perusahaan untuk mendapatkan informasi dan kesempatan wawancara langsung. Terpantau hampir 500 orang pencari kerja telah mendaftarkan diri pada job fair ini.

Acara tersebut dibuka oleh Penjabat (Pj) Gubernur NTB Mayjen TNI (Purn) Dr. Hassanudin, S.IP., M.M yang diwakili oleh Sekda Provinsi NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si. Dalam sambutannya, Pak Sekda menyampaikan apresiasi atas upaya Disnakertrans NTB dalam mengadakan Job Fair ini sebagai wujud nyata perhatian pemerintah daerah terhadap peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat NTB. 

"Kami berharap acara ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat NTB yang tengah mencari pekerjaan, khususnya di tengah tantangan ekonomi saat ini," ujarnya.

Laki-laki yang akrab disapa Miq Gita ini mengungkapkan bahwa Job Fair ini memberikan keuntungan besar bagi kedua belah pihak. Dari sisi lapangan kerja, perusahaan dapat menemukan tenaga kerja dengan kualifikasi yang tepat sesuai kebutuhan mereka. Sementara itu, para pencari kerja juga mendapatkan informasi yang jelas tentang kualifikasi yang dibutuhkan di pasar kerja saat ini.

Menurut Miq Gita, Pelaksanaan Job Fair ini perlu terus ditingkatkan agar manfaatnya semakin besar dan berkelanjutan. Dengan adanya Job Fair, perusahaan dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga dunia usaha dan industri (DuDi) dapat berkembang lebih produktif sesuai dengan yang diharapkan. 

"Kami sangat mengapresiasi Disnakertrans, pimpinan perusahaan, dan mitra strategis yang telah bersinergi sehingga kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik. Harapannya, ke depan kualitas dan kuantitas Job Fair dapat terus ditingkatkan, dan ini menjadi tugas Pemerintah Provinsi untuk memastikan pelaksanaannya secara berkesinambungan," tuturnya. 

Miq Gita juga mengungkapkan apresiasi yang besar kepada seluruh jajaran pemerintah Provinsi NTB yang telah bekerja keras meningkatkan kesejahteraan pembangunan perekonomian NTB. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 7,9%, tertinggi kedua secara nasional. Ini menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi di NTB semakin berkembang. 

Kenaikan pertumbuhan ekonomi ini didukung oleh peningkatan belanja APBD dan APBN. Selain dari belanja anggaran daerah, pemerintah juga aktif menciptakan berbagai event internasional dan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions). Kebangkitan sektor pariwisata memberikan efek berlapis yang berdampak langsung pada perekonomian daerah, khususnya di sektor pertanian, pertambangan, dan pariwisata.

"Ekonomi kreatif juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, dipicu oleh kegiatan pariwisata dan berbagai event besar yang kita selenggarakan. Tugas pemerintah adalah menciptakan lebih banyak event nasional dan internasional di daerah kita," ujar Miq Gita. 

Ia juga mengungkapkan bahwa pada tanggal 27-29 September nanti, NTB akan menjadi tuan rumah MotoGP lagi, yang insyaAllah akan dihadiri oleh Presiden RI. Ditambah lagi, NTB dan NTT ditetapkan sebagai Tuan Rumah PON XXII Tahun 2028.

"Tentunya dengan kehadiran Presiden RI dan tamu-tamu lainnya pada event-event besar di NTB, menjadi tugas kita bersama untuk memberikan kesan positif kepada semua pihak yang terlibat. Kehadiran event ini membuka peluang usaha di berbagai sektor seperti hotel, restoran, dan cenderamata. Oleh karena itu, mungkin banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga tambahan, dan Job Fair ini adalah momentum yang tepat untuk memenuhinya," tutur Miq Gita. 

Ia berharap dengan adanya event-event besar ini,  semua pihak harus bekerja sama memikirkan bagaimana ekonomi kreatif dapat terus berkembang. 

Lebih lanjut Miq Gita berujar bahwa dengan kekayaan alam yang melimpah, NTB banyak menghasilkan berbagai komoditi yang potensial. Potensi ini harus terus dipromosikan untuk menarik investor, terutama dengan hadirnya smelter yang akan membentuk kawasan industri di Kabupaten Sumbawa Barat. Tentu, ini akan menciptakan banyak DuDi baru.

Tugas pemerintah menurut Miq Gita adalah menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif untuk investasi. Dengan berbagai kemudahan investasi di kawasan ekonomi khusus (KEK), masyarakat diajak untuk menyambut setiap peluang yang ada dengan antisipasi yang matang.

"Mari kita bergandengan tangan untuk mengakomodir kebutuhan DuDi, sehingga berbagai kewajiban mereka terlaksana dengan baik, dan tercipta lingkungan kerja dan hubungan industrial yang harmonis bagi pekerja," tutupnya. 

Sementara itu Kepala Disnakertrans Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H., dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk menjembatani para pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. 

"Melalui Job Fair ini, kami berharap dapat membantu masyarakat NTB, khususnya yang belum mendapatkan pekerjaan, untuk segera menemukan kesempatan kerja yang sesuai dengan keterampilan dan minat mereka. Dan juga membantu perusahaan untuk mencari pekerja yang sesuai dengan kebutuhannya," ujarnya.

Aryadi mengungkapkan bahwa peluang kerja yang ada di job fair ini terbuka untuk semua pencari kerja, khususnya lulusan SMK dan perguruan tinggi yang menjadi penyumbang tertinggi pengangguran berdasarkan data BPS. BPS NTB Tahun 2023 mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi berdasarkan pendidikan ada di SMK, sebesar 8,24 persen. 

"Kalau ini tidak diatasi dengan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kebutuhan DuDi, maka angka pengangguran akan terus meningkat dan ini akan menjadi musibah di NTB. Oleh karena itu, job fair ini menjadi salah satu strategi kami untuk mempertemukan para lulusan SMK dan universitas dengan DuDi, agar mereka dapat mengakses peluang kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan." paparnya.

Disnakertrans juga terus meningkatkan kerja sama dan pembinaan bursa kerja khusus (BKK) di SMK dan Universitas sehingga kompetensi lulusannya sesuai dengan kebutuhan jabatan di perusahaan. Bahkan acara job fair ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan MoU Pembangunan dan Pengembangan SDM dengan Universitas Mataram. 

Menurutnya tanpa adanya kolaborasi link and match dengan DuDi, maka sebaik apapun hasil lulusan, jika tidak sesuai dengan kebutuhan DuDi, maka tidak akan bisa terserap ke dunia kerja. Sehingga Ia menghimbau agar lembaga pendidikan vokasi dan lembaga pelatihan vokasi bisa menyesuaikan kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan kompetensi jabatan yang ada di perusahaan.

"Job Fair ini merupakan salah satu strategi kami untuk menurunkan angka pengangguran terbuka. Dulu, kegiatan seperti ini hanya dilakukan oleh pemerintah tanpa melibatkan stakeholder terkait. Namun, sejak 2021, kami meluncurkan program PePadu Plus untuk mempersiapkan tenaga kerja. Program ini mengharuskan pemerintah untuk menggandeng seluruh stakeholder terkait, baik itu Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), Balai Latihan Kerja (BLK), serta DuDi, karena mereka yang paling memahami kebutuhan di lapangan," jelas Aryadi. 

"Program PePadu Plus, yang juga mencakup penempatan tenaga kerja ke luar negeri. Salah satu masalah yang sering muncul adalah penempatan tenaga kerja secara non-prosedural. Karena itu Job Fair ini menjadi salah satu media untuk melakukan upaya preventif agar masyarakat bisa mengakses informasi kerja luar negeri sesuai dengan prosedur yang berlaku," ujarnya
Harapannya, melalui Job Fair ini juga bisa menurunkan kasus penempatan non-prosedural dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). 

Aryadi mengungkapkan bahwa hasil dari upaya pencegahan dan pemberantasan PMI Non Prosedural ini sudah mulai tampak. Angka kasus non-prosedural telah menurun, dan keterlibatan masyarakat dalam mencari informasi kerja yang sesuai dengan prosedur semakin meningkat. Masyarakat sekarang lebih aktif bertanya kepada Pengelola BKK, Disnaker setempat, serta perangkat desa tentang peluang kerja yang tersedia.

Ia juga menambahkan bahwa keberadaan perusahaan penempatan tenaga kerja luar negeri di Job Fair kali ini untuk menyediakan informasi dan kesempatan bagi mereka yang tertarik bekerja di luar negeri dengan pengawasan dan jaminan perlindungan dari pemerintah.

Job Fair ini tidak hanya menjadi ajang untuk mencari pekerjaan, tetapi juga sebagai kesempatan bagi para pencari kerja untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai industri dan persyaratan kerja yang dibutuhkan. Banyak perusahaan yang juga menyediakan booth konsultasi dan simulasi wawancara, sehingga pencari kerja dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.
Job fair akan terus dikembangkan untuk kurangi pengangguran & cegah TPPO
Periksa Juga
Next Post

0Komentar

PERINGATAN!!! :
"Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi".
Tautan berhasil disalin