Mataram, DTulis.com - Pro Kontra terkait salah satu inorga di FORNAS VIII 2025 semakin mencuat. Tak sedikit juga yang masih membela dan mencontohkan bahwa atlet binaragawati harus menggunakan mukenah atau gamis.
Terlebih lagi, dalam video yang berdurasi 40 detik lebih itu pembawa acara dengan terang mengatakan bahwa juri tidak menilai otot, namun menilai badan peserta ada unsur latihan dan proporsional.
"Kita tidak menilai bentuk otot, besar atau kecil. yang kita nilai badannya itu memang ada unsur latihan dan terlihat proporsional," ujarnya dalam video yang berdurasi puluhan detik tersebut.
Lebih lagi, dalam video tersebut pembawa acara juga menjelaskan bahwa para peserta body contest (Miss Glamour) harus berjalan layaknya model.
"Mereka menggunakan baju berenang dan melakukan jalan seperti model agar kita para juri bisa menilai," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Ketua MUI Kota Mataram bersama Wakil Ketua PWNU dan Ketua Majlis Adat Sasak mengecam kegiatan tersebut karena hanya mendatangkan mudharat dan jauh dari manfaat.
Lebih lagi, kegiatan yang mempertontonkan aurat di FORNAS VIII 2025 di NTB tersebut juga dianggap mencoreng pulau lombok yang dijuluki Pulau Seribu Masjid.
0Komentar