Mataram, DTulis.com - Ratusan Massa Aksi yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat NTB Peduli menggelar unjuk rasa di depan Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) NTB pada Senin (19/5/2025).
Aksi unjuk rasa ini digelar lantaran menilai Kepengurusan YARSI NTB tidak sehat.
Korlap Aksi Syaifullah MTH menerangkan bahwa saat membaca di beberapa media yang cukup viral dimana hakim menyatakan pengurus YARSI NTB berjiwa khianat.
Lebih lagi, Syaifullah menambahkan, pengurus YARSI NTB menghianati yang sudah disepakati bersama dalam kontrak kerja proyek senilai Rp. 11,2 miliar memutus kontrak pada tahun 2021 dimana proyek tersebut telah berjalan selama satu tahun.
"Kami baca di beberapa media kekurangan pembayaran dari nilai kontrak tersebut sebesar 2,7 miliar rupiah, yang apabila tidak dibayarkan maka aoan di eksekusi oleh Pengadilan Negeri Mataram, " ujarnya saat berorasi.
Lebih lagi, ia (Syaifullah) menerangkan dimana pengecara YARSI NTB akan mencicil hutang tersebut, "ini sangat ironis karena yayasan yang begitu besar memiliki rumah sakit dan lembaga pendidikan tidak mampu membayar hutang sebesar Rp. 2,7 miliar," pungkasnya.
Selain itu, ratusan massa aksi ini juga meminta kepada pembina YARSI NTB untuk mengevaluasi dan menganti ketua YARSI NTB.
Lebih lanjut, Pembina YARSI NTB diminta untuk melakukan audit internal terhadap penggunaan anggaran selama ketua YARSI NTB menjabat.
Sementara itu, ratusan massa aksi ini juga meminta pembina segera menyukapi isu tentang adanya Pembina tandingan yang muncul karena diciptakan oleh Ketua YARSI NTB.
"Kami meminta Rektor Institut Kesehatan (Inkes) Mataram untuk diturunkan dari jabatannya dan mempertanggung jawabkan penggunaan dana selama menjabat ketua Intalasi STIKES Yarsi," tandas Syaifullah,"terangnya.
Selama orasi, pihak YARSI NTB seakan melarang ratusan massa aksi menggelar unjuk rasa.
Salah satu pihak perwakilan YARSI NTB sempat bersitegang dengan korlap aksi untuk membatalkan unjuk rasa dan meminta agar mereka ke kantor jika ada keperluan.
"Dia bilang kalo ini kampus bukan sekolah, namun kita tetap orasi, kalo memang tidak benar silahkan adu data," tegas Syaifullah.
Pihak perwakilan YARSI NTB Lalu M. Iqbal juga menjelaskan bahwa para pendemo dianggap tidak tahu apa apa.
Lebih lagi, ia (Perwakilan YARSI NTB) juga membenarkan bahwa laporan tahun 2024 masih dalam perbaikan dan akan dikiri. ke pusat.
"Kalo yang laporna tahun 2024 memang masih dalam perbaikan, nanti akan dikirim ke pusat," pungkasnya.
0 Komentar