TSOiGUY8Tfd6BSWoBUriGUWpGA==
Breaking
News

BRIDA NTB Perkuat Pengembangan Komoditas Unggulan Berbasis Riset dan Inovasi

Ukuran huruf
Print 0



Lombok Barat, DTulis.com — Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) dengan tema “Kultur Jaringan Kurma (Formulasi Media Kultur Jaringan dan Aklimatisasi untuk Pengembangan Bibit Kurma Lokal Kumari dan Kacang Sacha Inchi KLU)” sebagai upaya memperkuat pengembangan komoditas unggulan berbasis riset dan inovasi.

FGD ini melibatkan unsur pemerintah daerah, akademisi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), perguruan tinggi, lembaga pendidikan vokasi, serta pemangku kepentingan lainnya. Kegiatan ini bertujuan merumuskan langkah strategis pengembangan bibit unggul yang adaptif terhadap karakteristik lahan kering Lombok Utara.

Kepala BRIDA NTB I Putu Gede Aryadi menegaskan bahwa pemerintah perlu hadir sejak tahap awal pengembangan bibit agar petani tidak terbebani biaya dan risiko produksi. Pemerintah diharapkan menyediakan bibit hingga petani mampu mandiri dan berkelanjutan. 

Ia juga menyampaikan rencana BRIDA pada tahun depan untuk membangun laboratorium mini kultur jaringan dengan dukungan BRIN, sebagai pusat inovasi bibit unggul di daerah. Selain itu, dibuka peluang kerja sama internasional, termasuk komunikasi dengan pihak Khalifah di Abu Dhabi, guna memperluas jejaring pengembangan kurma.

Narasumber utama, Prof. Ahmad Suryadi, memaparkan bahwa penelitian yang dilakukan berfokus pada formulasi media kultur jaringan dan proses aklimatisasi untuk menghasilkan bibit kurma lokal kumari dan kacang sacha inchi yang berkualitas dan sesuai dengan kondisi lahan kering KLU.

Menurutnya, pengembangan bibit lokal sangat penting mengingat harga bibit kurma di pasaran masih relatif tinggi, yakni sekitar Rp1,4 juta untuk bibit berdaun dua dan mencapai Rp2 juta untuk bibit pecah daun. Selain bernilai ekonomi, tanaman kurma juga memiliki manfaat ekologis karena mampu meningkatkan penghijauan dan menyerap karbon dioksida.

Perwakilan BRIN menyampaikan bahwa pengembangan kultur jaringan harus diawali dengan proses pelepasan varietas agar memiliki legalitas dan standar mutu. Pengembangan selanjutnya perlu dilakukan di beberapa titik untuk mendukung komersialisasi.

Perwakilan Universitas Nahdlatul Wathan (UNW) menilai kurma memiliki peluang besar untuk dikembangkan karena mampu tumbuh di berbagai kondisi iklim mikro di Lombok Utara. Sementara itu, Bappeda KLU menyatakan bahwa program ini berpotensi mendukung 10 kegiatan strategis daerah, khususnya pengentasan kemiskinan, meskipun masih diperlukan penguatan strategi pemasaran dan jaminan kualitas produk.

Dukungan pendidikan disampaikan oleh SMKPP yang telah memiliki laboratorium kultur jaringan dan siap dilibatkan dalam pengembangan lanjutan guna meningkatkan minat siswa terhadap pertanian modern. LPPM Universitas Udayana (Unud) menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor telah terbentuk hingga tingkat akar rumput dan pengembangan bibit kurma dinilai sesuai dengan karakteristik lahan kering KLU.

Melalui FGD ini, diharapkan pengembangan kultur jaringan kurma dapat mendorong kemandirian bibit unggul, meningkatkan kesejahteraan petani, memperbaiki kualitas lingkungan, serta memperkuat posisi Lombok Utara sebagai daerah inovatif dalam pengembangan pertanian berkelanjutan.
BRIDA NTB Perkuat Pengembangan Komoditas Unggulan Berbasis Riset dan Inovasi
Periksa Juga
Next Post

0Komentar

PERINGATAN!!! :
"Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi".
Tautan berhasil disalin