TSOiGUY8Tfd6BSWoBUriGUWpGA==
Breaking
News

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Perkuat Fondasi Pembangunan Sosial, BRIDA NTB Perkenalkan 5 Pilar

Ukuran huruf
Print 0


Mataram, DTulis.com - Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat kembali mengukuhkan komitmennya dalam memperkuat ekosistem riset daerah melalui penyelenggaraan Temu Mitra Riset Bidang Sosial dan Kependudukan Tahun 2025 di Hotel Lombok Raya, Mataram. Kegiatan mengusung tema “Kolaborasi Riset, Inovasi Sosial dan Kependudukan yang Inklusif Berkelanjutan Menuju NTB Emas 2045.”

Kegiatan tersebut menghadirkan beragam pemangku kepentingan, mulai dari perwakilan OPD teknis, BRIDA/Bapperida kabupaten/kota se-NTB, akademisi, hingga lembaga swadaya masyarakat berbasis riset. Kehadiran para mitra ini mencerminkan semakin kuatnya kesadaran kolektif akan pentingnya riset sebagai dasar pembangunan sosial dan kependudukan di daerah.

Koordinator Pokja Sosial dan Kependudukan BRIDA NTB, Lalu Suryadi, S.P., M.M., dalam laporannya menegaskan bahwa tema yang diangkat merupakan respon terhadap minimnya kolaborasi riset antar-stakeholder sebagaimana diamanatkan Permendagri No. 38. Menurutnya, hasil riset tidak boleh berhenti pada laporan, tetapi harus memberi manfaat nyata bagi masyarakat. “Implementasi hasil riset menjadi kunci agar pembangunan sosial dan kependudukan berjalan terarah dan inklusif,” ujarnya.

Acara dibuka oleh Kepala BRIDA NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H., yang sekaligus memaparkan arah kebijakan riset dan inovasi daerah. Dalam paparannya, ia menekankan urgensi kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat fondasi pembangunan sosial yang berkelanjutan. Kepala BRIDA juga memperkenalkan lima pilar penguatan riset sebagai strategi untuk menghasilkan konsep dan rekomendasi yang relevan, termasuk upaya mendorong budaya peresean agar dapat tampil dalam ajang FORNAS.

Sesi talk show menjadi ruang diskusi yang hangat dan inspiratif. Narasumber pertama, Dr. H. Lalu Sajim Sastrawan, Ketua Majelis Adat Sasak, menyoroti pentingnya adat dan kearifan lokal dalam mendukung inovasi sosial. Ia mengingatkan bahwa sejumlah regulasi daerah masih belum dimanfaatkan secara optimal, sementara tantangan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memerlukan kerja bersama berbasis riset yang kuat.

Sementara itu, narasumber kedua, Dr. Firmansyah dari Universitas Mataram, mengulas kompleksitas penanganan kemiskinan ekstrem di NTB. Ia menegaskan bahwa riset merupakan fondasi penting dalam merumuskan kebijakan yang efektif. “BRIDA adalah komandan dalam riset. Pengentasan kemiskinan harus ditempuh melalui penguatan pendapatan, peningkatan kesempatan kerja, dan keberpihakan kebijakan berbasis bukti,” tegasnya.

Diskusi interaktif yang berlangsung menunjukkan tingginya perhatian peserta terhadap pentingnya integrasi antara kearifan lokal, kajian akademik, dan kebijakan pemerintah. Sinergi inilah yang diyakini menjadi landasan kokoh dalam mewujudkan pembangunan sosial yang inklusif dan berkeadilan.

Melalui Temu Mitra Riset ini, BRIDA NTB berharap jaringan kolaborasi semakin menguat dan kualitas riset sosial serta kependudukan di daerah terus meningkat, sehingga mampu memberikan kontribusi nyata dalam perjalanan menuju NTB Emas 2045.

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Perkuat Fondasi Pembangunan Sosial, BRIDA NTB Perkenalkan 5 Pilar
Periksa Juga
Next Post

0Komentar

PERINGATAN!!! :
"Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi".
Tautan berhasil disalin