Mataram DTulis.com - Gubernur NTB seakan dianggap tidak merangkul semua pihak dalam acara Fornas VIII dan terkesan masih dendam dengan para pendukung calon lain saat kontestasi Pilkada kemarin.
Lebih lagi, hal ini juga terlihat di Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII di NTB, dimana banyak pengusaha lokal dan media lokal yang tersisihkan dirumah mereka sendiri.
Pengamat kebijakan publik Khairy Juanda mengatakan bahwa seharusnya Gubernur NTB merangkul semua pihak, dan mengkesampingkan dendam pribadinya.
"Kita bisa beranggapan kalo Gubernur NTB ini masih dendam dengan para pendukung calon lain ini, makanya banyak yang tidak dirangkul," ujarnya.
Lebih lagi, ia menambahkan anggaran untuk dokumentasi begitu besar dari pada anggaran untuk publikasi media.
Selain itu, slogan "Kalah Menang Semua Senang" di anggap anomali saja, tidak ada makna yang tersirat dalam slogan tersebut.
"Anomali saja slogannya, biasa saja. Seandainya slogan itu memiliki makna yang dalam, pasti semua akan dirangkul. Ini kesannya semua senang maksudnya orang terdekat saja," ungkapnya, Sabtu (26/7/2025).
Adapun Khairy Juanda juga menduga bahwa banyak orang yang berkompeten namun tidak dilibatkan oleh Pemprov NTB.
"Seharusnya masyarakat dilibatkan, banyak orang yang berkompeten. Di sini kita bisa menduga bahwa gubernur masih dendam," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, acara FORNAS VIII NTB juga dianggap tidak ada dampak positif ke masyarakat NTB. Bahkan Festival ini merupakan ajang pamer para elit kepada daerah lain.
Festival yang menelan anggaran puluhan miliar ini juga secara detail tidak diperincikan oleh panitia, bahkan Pemprov NTB.
Lebih lagi, sebelumnya juga muncul dugaan bahwa anggaran ini telah disetting sedemikian rupa.
0Komentar